Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani, memprediksi ekonomi dunia akan mengalami resesi tahun 2023. Namun belakangan ini isu resesi di Indonesia mulai terang apalagi JP Morgan ASEAN mengatakan kalau sektor perbankan Indonesia akan jadi sorotan.
Meski demikian kita tetap perlu berhati-hati dan mewaspadai adanya resesi di 2023, terutama dalam pengelolaan finansial. Untuk itu berikut tips yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan keuangan pribadi dalam upaya menghadapi resesi 2023.
1. Mencari Penghasilan Lebih dari Satu
Jika sudah memiliki pekerjaan idaman, gaji cukup, dan perusahaan yang relatif stabil, maka ini saatnya kamu perlu mengembangkan keterampilan lain. Keterampilan lain membuat peluang semakin besar untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari pekerjaan sampingan.
Kamu bisa mengikuti beragam pelatihan dan sertifikasi di bidang yang berkaitan dengan pekerjaan atau bidang yang diminati. Namun sebaiknya pekerjaan sampingan tidak menganggu waktu pekerjaan utama dan tetap mengutamakan kesehatan fisik dan mental, sehingga work-life balance juga tidak terganggu.
Pendapatan utama bisa dialokasikan untuk pengeluaran-pengeluaran pokok. Sementara bonus atau pendapatan tambahan lainnya bisa dialokasikan untuk tabungan, dana darurat, dan investasi.
2. Membuat Uang yang Masuk Bekerja Sendiri Untuk Kita
Jika memiliki penghasilan tetap, ada baiknya mulai memikirkan cara untuk investasi agar uangmu dapat ‘bekerja sendiri’ dan menghasilkan keuntungan untuk kamu. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melakukan pendanaan digital di sejumlah usaha melalui fintech-fintech legal agar keuangan bisa berputar.
Cara lainnya adalah dengan melakukan investasi di pasar modal seperti investasi saham. Apalagi saat ini kamu sudah bisa berinvestasi hanya dengan modal Rp10.000 saja. Tentunya perlu dibekali juga dengan pengetahuan seputar pasar modal dan management risiko.
Kamu bisa belajar investasi dengan membaca buku, mengikuti seminar, webinar, menonton video pembelajaran, dan mengikuti event edukasi yang ada, baik berbayar maupun gratisan.
3. Mengubah Gaya Hidup
Ubah gaya hidup menjadi lebih frugal atau sederhana untuk menghemat pengeluaran bulanan yang telah direncanakan. Contohnya seperti meminimalkan pemakaian energi listrik di rumah dan menjual barang layak yang sudah lama tidak digunakan.
Dengan menghemat pengeluaran, maka kamu bisa mengoptimalkan cashflow dan mengalokasikan uangmu pada hal-hal yang lebih bermanfaat.
4. Mereview Ulang Profil Risiko Agar Investasi Tepat Sasaran
Agar investasimu lebih optimal dan tidak mengganggu kehidupan sehari-hari, maka perlu mereview ulang profil risikomu.
Dengan review berkala, kamu bisa menemukan peluang-peluang baru yang bisa dikembangkan lebih baik lagi dalam investasi. Ingat, investasi tidak bisa menghasilkan secara instan melainkan hasil kerja marathon. Tentunya banyak proses yang harus dilalui untuk mencapai strategi investasi yang paling efektif untuk keuanganmu.
5. Diversifikasi dan Mengalihkan Instrumen Investasi Berisiko Tinggi ke Instrumen yang Lebih Aman
Salah satu strategi untuk mengurangi risiko kerugian dalam investasi adalah diversifikasi. Artinya tidak meletakkan semua uangmu dalam satu instrumen saja. Strategi ini juga dipakai untuk rebalancing portofolio investasimu agar nilai aset tetap terjaga.
Disarankan juga untuk mengalihkan instrumen berisiko tinggi ke instrumen yang lebih stabil sementara waktu ini.
Seandainya kamu menginginkan keuntungan besar dalam waktu yang singkat, cara terbaik adalah memilih asset yang lebih likuid dengan catatan risiko bisa lebih tinggi.