Informasi ini dibagikan oleh ibu Esra Manurung, Business Partner di Allianz Indonesia dan juga penulis buku Selling with Attitude, beberapa bulan lalu di acara Grand Business System Presentation di Bandung. Kebetulan agen yang menangani masih satu grup dengan beliau dan AHA yang saya dapat di sini adalah bahwa asuransi sebetulnya pembawa setitik cahaya dalam kegelapan.
Sang agen punya langganan sate di dekat rumahnya. Si tukang sate ini menempati kios kecil untuk berdagang, ia sudah mempunyai keluarga.
Suatu hari, si agen bertanya apakah beliau sudah memiliki asuransi. Pertanyaan tersebut disambut dengan jawaban, “boro-boro beli asuransi bu untuk makan sehari-hari såja susah!”. Setiap kali si agen datang membeli sate terus menanyakan hal yang sama dan jawabannya pun selalu sama.
Pada kedatangan berikutnya, si agen bertanya “apa mimpi bapak yang belum tercapai seumur hidup ini?”. Ia tercenung sejenak, kemudian berkata bahwa dari dulu ia ingin sekali membeli rumah untuk anak istrinya, tapi berpuluh tahun berjualan sate mimpi itu gak juga kesampaian.
“Mau bisa hadiahkan rumah untuk keluarga pak?”
“Bagaimana caranya?” tanya si tukang sate.
“Pakai asuransi” jawab si agen. Dalam penjelasannya, agen memberikan pengertian bahwa asuransi dapat membantu terwujudnya mimpi si bapak tersebut. “Pak, selama hidup bapak tidak bisa belikan rumah untuk keluarga, mau tidak jika suatu saat bapak berpulang bapak justru bisa wujudkan mimpi bapak itu?”.
Alhamdulillah, bapak tukang sate itu setuju untuk mengambil polis asuransi.
Dua tahun berjalan, beliau terkena stroke dan kemudian berpulang. Almarhum meninggalkan kurang lebih Rp. 600 juta untuk istri dan anak-anaknya (Rp. 300 jt untuk klaim sakit kritis dan Rp. 300 jt untuk klaim meninggal dunia) yang kemudian dipakai untuk memperbaiki rombong sate, pendidikan anak-anaknya dan membeli sebuah rumah.
Pesan ibu Esra yang saya ingat betul adalah:
Kalo kamu sering beli sate, bubur, bakso dan lainnya kemudian kamu gak tawarkan asuransi pada mereka, kamu itu tega banget!
*AHA = ide/inspirasi